Suhu Panas di Surabaya Bukan Fenomena Heat Wave, Ini Penjelasan BMKG

Suhu Panas di Surabaya Bukan Fenomena Heat Wave, Ini Penjelasan BMKG Suhu Panas di Surabaya Bukan Fenomena Heat Wave, Ini Penjelasan BMKG

Surabaya – Beberapa hari terakhir suhu udara maksimum pada wilayah Jatim mengalami peningkatan. Bahkan, pada Surabaya selanjutnya sekitarnya suhu mencapai 34-36 derajat celsius.

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Taufiq Hermawan menjelaskan, peningkatan suhu ini disebabkan oleh fenomena gerak semu matahari, akan atas 23 September 2022 terus berada antara garis Equator, bersama kini tengah bergulir ke wilayah Selatan Equator.

“Fenomena ini merupakan fenomena akan alami terjadi secara periodik dua kali dalam setahun selanjutnya tidak berkaitan beserta fenomena gelombang panas (heat wave),” jelas Taufiq, Rabu (28/9/2022).

Taufiq menambahkan, dengan saat matahari berguncang menuju Selatan Equator, matahari bersedia mengalami titik kulminasi utama yang bersedia terjadi dengan levell 11-14 Oktober 2022 dalam Jatim.

“Kulminasi merupakan kondisi dimana matahari tepat berada hadapan atas lintang pengamat, sehingga menyebabkan baakanan benda tegak akan terlihat menghilang karena bertumpu demi benda itu sendiri (hari tanpa baakanan),” tambahnya.

Tingginya suhu udara ini sendiri, diprakirakan masih akan terjadi ala Oktober 2022 mendatang. Namun sejumlah wilayah dalam Jatim juga diprakirakan mengalami masa peralihan/pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan.

“Masyarakat diimbau tetap mengantisipasi suhu udara panas dan perubahan cuaca yang signifikan demi menjaga daya tahan tubuh, menyedikitkan getolitas siang hari di luar ruangan jauh didalam jangka batas yang lama, lengkapi pribadi demi perlindungan ketimbang sinar matahari serta perbanyak minum air putih akan menghindari dehidrasi dan heat stroke,” imbaunya. (ipl/kun)