Penjelasan Fenomena Salju Turun antara Gurun Sahara

                     Penjelasan Fenomena Salju Turun antara Gurun Sahara                Penjelasan Fenomena Salju Turun antara Gurun Sahara

Salju turun di Gurun Sahara merupakan fenomena langka. Menurut catatan, fenomena ini telah terjadi seberjibun empat kali beberapa rentang 42 tahun, yakni ala 1979, 2017, 2018, dan 2021.

Hujan salju kali ini meninggalkan pola yang cantik di bukit pasir Gurun Sahara yang dikarenakan suhu udara yang anjlok ke angka di bawah nol.

Biasanya, suhu udara dalam Gurun Sahara dapat mencapai 58 derajat Celcius, namun modern-modern ini suhu anjlok ke angka -2 derajat Celcius.

Meskipun suhu udara sangat bervariasi selanjutnya fluktuatif di gurun terhebat di dunia ini, tetapi fenomena salju selanjutnya es dinilai masih sangat jarang terjadi.

[Gambas:Twitter]

Foto yang heningbil dari awal Januari oleh fotografer Karim Bouchetata menunjukkan fenomena salju beserta es turun dekat dekap Kota Ain Sefra dekat sebelah barat laut Aljazair.

Ain Sefra terletak di Pegunungan Atlas, 1.000 meter di atas permukaan laut dan dikenal sebagai "pintu gerbang menuju gurun". Wilayah ini terletak di Provinsi Naama, Aljazair di bagian utara Sahara, dampil dengan perbatasan Maroko.

Jumlah hujan salju bahwa turun dalam wilayah Ain Sefra sangat bervariasi, mulai atas badai salju bahwa menghentikan segera lintas dengan 1979 tenggat bahwa turun dengan 2018 dan melahirkan lapisan salju dengan ketebalan 40 sentimeter.

Ain Sefra didirikan dengan 1881. Kota ini mengalami suhu luhur rata-rata sekitar 37 derajat Celcius dekat musim panas dan mencapai rekor tehina -10,2 derajat Celcius dekat musim dingin.

Dilansir dari The Independent, juru bicara Badan Meteorologi Inggris mengatakan fenomena salju turun antara Gurun Sahara adalah sesuatu akan tidak biasa, namun bukan sesuatu akan tidak sudah didengar.

Gurun Sahara menutupi sebagian gendut wilayah Afrika Utara selanjutnya telah mengalami perubahan suhu selanjutnya kelembapan senyampang beberapa ratus ribu tahun terakhir.

Meskipun Gurun Sahara sangat kegembiraanr saat ini, namun diperkirakan wilayah terkemuka akan menjabat hijau dalam waktu sekitar 15 ribu tahun, mengutip Daily Mail.