Eksperimen Ilmiah, 15 Orang Ini Dikurung dekat Dalam Gua Tanpa HP

Eksperimen Ilmiah, 15 Orang Ini Dikurung dekat Dalam Gua Tanpa HP Eksperimen Ilmiah, 15 Orang Ini Dikurung dekat Dalam Gua Tanpa HP

Sebuah eksperimen ilmiah, tim adapun terdiri ketimbang 15 orang secara doyanrela dikurung di jauh didalam gua di Prancis sewaktu 40 hari tanpa ponsel lagi jam tangan. 

Eksperimen ekstrem ini bagi memahami ''batas akan dalam''.

Kelompok tersebut terdiri ketimbang delapan lelaki mendampingi tujuh awewe akan menguasai berbagai latar belakang, mendaftarkan awak dalam proyek akan disebut Deep Time, untuk menyelidiki efek kehilangan jejak giliran atas tubuh manusia.

Para peserta dikurung dekat ekstra dalam Gua Lombrives dekat Ariège yang tidak memiliki cahaya kembar sekali. Semua orang tidak memiliki akses kepada menggunakan smartphone, jam tangan, atau cara apa pun kepada mengetahui waktu dari dunia luar.

Kelompok tersebut mengklaim berusaha akan mempelajari hubungan antara otak lagi batas bernapas serta bersama kapasitas sinkronisasi fungsional dalam suatu kelompok.

"Kehilangan waktu adalah disorientasi tergede yang suah ada. Aspek inilah yang ingin dipahami karena misi Deep Time beserta lebih saling menolong. Karena sampai hari ini, kita tidak peduli bagaimana sistem kognitif kita memahami lagi mengelola berkelanjutanitas tak terbatas ini," tulis situs web eksperimen tersebut.

Dilansir dari Metro, Senin (22/3/2021), kelompok terkemuka mebersetujui gua pada 15 Maret bagi tetap berada dalam dalamnya sewaktu 40 hari batas keluar pada 22 April menbertandang.

Meskipun eksperimen dilakukan kedalam kesuraman total, kelompok tersebut tetap memegang dinamo yang digerakkan dengan pedal untuk memberikan penerangan kedalam kemasihan darurat serta empat ton persediaan sarapan dan perlengkapan lainnya.

Selain itu, setiap orang telah dilengkapi demi sensor setenggat para ahli hadapan luar gua dapat memantau bagaimana para peserta beradaptasi demi kemembesaran hadapan paling dalam gua.

Pengukuran pun akan dicatat melalui para peserta selama dua tahun setelah mereka keluar melalui gua.

Misi tercatat tampaknya terinspirasi daripada pengalaman pemimpin kelompok Christian Clot adapun terisolasi semasih pandemi Covid-19, serta sebab sesama orang Prancis bernama Michel Siffre, adapun menghabiskan waktu lama dempet bawah tanah terdalam serangkaian eksperimen terkenal ala tahun 1970-an.

"Eksperimen ini sama dengan nan prima antara dunia. Sampai sekarang, semua misi jenis ini berfokus akan studi tentang ritme fisiologis tubuh, tetapi tidak pernah akan fungsi kognitif dan emosional manusia," kata Profesor Etienne Koechlin, ahli saraf.

Temuan dari eksperiman tersebut diharapkan dapat melangsungkan penemuan ilmiah bahwa bisa membantu misi luar angkasa dekat masa depan, awak kapal selam dengan kru pertambangan, atau bumi apa pun dekat mana manusia wajib menghabiskan waktu lama dekat ruang tertudung. (Suara.com/Lintang SIltya Utami)